Dede Nuraida

Dede Nuraida, S.Ag lahir di Tasikmalaya 25 September 1975. Menempuh Pendidikan di SD Mitra Batik 1988, SMP N 5 Tasikmalaya 1990, SMA N 2 Kota Tasikmalaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sang Prabu (23)

Ternyata mereka kembali ke Mesjid besar Kawali. Setelah hampir satu jam perjalanan dengan sepeda motor dengan kecepatan 40-50km/jam, Angkasa mematuhi pesan mamanya untuk tidak ngebut membawa motornya. Sepanjang perjalanan Takiya menceritakan mimpi-mimpinya, yang sangat jelas seperti membaca sebuah novel. Novel sejarah tentang peperangan Bubat yang menewaskan seluruh rombongan kerajaan Sunda yang mengunjungi Majapahit untuk melangsungkan pernikahan Putri Sunda dengan Raja Majapahit.

Angkasa menanggapinya biasa saja, dia hanya mengatakan :

"Mungkin kamu terlalu terobsesi dengan kisah putri sunda itu, Takiya. Makanya sampai kebawa mimpi." Katanya

"Tapi ini jelas sekali, urutan cerita dan kejadiannya begitu jelas terpampang didepan mata, Angkasa."kata Takiya setengah berteriak karena suaranya tersirap angin yang menerpa wajahnya.

"Kan kamu udah baca novel punya ibumu, tentang perang itu." Angkasa memberi alasan

"Ah...kamu tapi kalau kemudian aku melihat Mang Mamad yang membawa jenazah sang putri?" Kata Takiya

"Justru itu, kalau mimpi emang suka gak nyambung. Masa Mang Mamad yang bawa sang putri, harusnya Gajah Mada kan yang membawamya." Angkasa tertawa

"Ah... kamu mah, tapi anter aku nyari Mang Mamad yah." Kata Takiya

"Iya emang kita mau kesana kan."Jawab Angkasa

Mesjid besar Kawali sudah terlihat dari Kejauhan, Kubah Coklatnya berkilau keemasan disinari matahari yang hampir mencapai titik kulminasinya. Motor yang mereka naiki semakin mendekati Mesjid itu, seperti ketika pertama kali mereka datang, mesjid itu sudah ramai didatangi orang-orang yang akan melaksanakan sholat Dhuhur. Angkasa kemudian memasukan motornya ke halaman mesjid dan menempatkannya di parkiran motor yang hampir penuh.

Takiya dengan sigap turun matanya menyapu seluruh halaman mesjid, dia sedang mencari seseorang.

"Santai atuh neng, jangan buru-buru gitu." Kata Angkasa sambil membuka helm dan menaruhnya di stang motor.

"Siapa tahu aja dia udah datang." Kata Takiya. Diapun membuka helm dan menyimpannya di jok belakang

"Kalau gak ketemu, kira-kira nanya sama siapa yah... yang kenal sama Mang Mamad." Takiya mulai khawatir

"Ah kamu... sana sholat dulu, nanti berdoa untuk dipertemukan dengan Mang Mamad." Kata Angkasa sambil nyengir

Mereka kemudian memasuki Mesjid untuk melakukan Sholat Duhur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waah... Jangan-jangan Mang Mamad itu sejatinya Kakang Gajah Mada? Weiiss..bikin penasaran nih!

02 Apr
Balas

Gak tau mbuku, kata Angkasa mimpi emang suka gak nyambung

03 Apr



search

New Post